Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Cemburu Itu Peluru

Judul: Cemburu itu Peluru Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama   Tahun: 2011   Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-22-6868-3 DADAKU SESAK. Puisi yang kugubah sepenuh hati untukmu, kau bacakan pada sahabatku.( @Irfanaulia, via @fiksimini)     Berawal dari sebuah akun twitter @fiksimini, lima penulis antara lain Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono berhasil membawa angin segar dalam mengembangkan karya lewat benih fiksi 140 karakter. Singkat, namun ‘ledakan’nya terasa.   Lima penulis ini memiliki masing-masing ciri khas dalam menuliskan fiksinya dan hasilnya jarang mengecewakan. Ide cerita dari 140 karakter menghasilkan beragam cerita super pendek bertema cinta dan kecemburuan. Cinta dalam Cemburu itu Peluru digambarkan begitu dekat dengan realita, senyaman apa pun sengeri bagaimana pun. Cinta dalam Cemburu itu P...

Akun Anonim Twitter: Berkicau Apapun, Identitas Rahasia

Munculnya twitter sebagai variasi social media mendapat sambutan cukup hangat dari para pecinta dunia maya untuk lebih luas berjejaring dengan kerabat, teman, organisasi, bahkan selebriti idola. Sistem pertemanan twitter berbeda dengan facebook. Ketika memutuskan untuk confirm friend, facebook otomatis akan menampilkan apa saja yang di post oleh teman anda dan teman anda pun bisa melihat post yang anda unggah.   Berbeda dengan twitter yang menggunakan istilah follow. Ketika anda memutuskan untuk follow teman anda, maka otomatis tweet teman anda akan muncul di timeline . Ini tidak berlaku jika teman anda tidak follow back anda. Jadi, meski anda menjadi pengikut ratusan public figure jika mereka tidak follow back anda, tweet anda tidak akan muncul di timeline mereka. Laiknya situs jejaring pertemanan lainnya, twitter pun bisa diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Kebebasan ini membuat sebagian besar pengguna internet ingin menggunakan twitter untuk berinteraksi di dunia ma...

Secangkir Kopi Pahit

Kopi Pahit I Aku tak ingat, kapan terakhir kali kita duduk bersama di kedai kopi. Namun, aku tak pernah lupa, seleramu kopi pahit dan aku selalu pesan kopi susu. Sekarang, aku memilih menikmati asap kopi sendirian, karena seleramu tiba-tiba berubah. Kamu menjadi penyuka teh pahit. Katamu, kau bosan dengan kopi pahit. Aku tak pernah bosan dengan kopi, malah aku menjadi pecandu kopi tanpa susu, beda dengan seleraku dulu. Karena, semenjak kau tak ada, stok susu di lemari pun kosong tak terisi. Aku terpaksa mengaduk kopi pahit setiap pagi meski aku tak suka, namun anehnya rasanya mirip seperti kopi susu. Apa karena aku masih memakai bekas cangkirmu? Kopi Pahit II Pesan itu ku terima dari seorang barista yang bekerja di sebuah kafe. Ia mengabarkan ada rasa kopi baru yang harus aku coba. Kami akrab akhir-akhir ini. Separuh malam, setiap aku pulang bekerja, aku menghabiskannya dengan minum kopi dan bercerita apa pun dengan barista itu. Ia selalu mendengarkanku sambil mendengark...