Skip to main content

Cemburu Itu Peluru

Judul: Cemburu itu Peluru
Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 
Tahun: 2011 
Tebal: 160 halaman
ISBN: 978-979-22-6868-3




DADAKU SESAK.
Puisi yang kugubah sepenuh hati untukmu,
kau bacakan pada sahabatku.( @Irfanaulia, via @fiksimini)
 
 


Berawal dari sebuah akun twitter @fiksimini, lima penulis antara lain Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono berhasil membawa angin segar dalam mengembangkan karya lewat benih fiksi 140 karakter. Singkat, namun ‘ledakan’nya terasa. 

Lima penulis ini memiliki masing-masing ciri khas dalam menuliskan fiksinya dan hasilnya jarang mengecewakan. Ide cerita dari 140 karakter menghasilkan beragam cerita super pendek bertema cinta dan kecemburuan. Cinta dalam Cemburu itu Peluru digambarkan begitu dekat dengan realita, senyaman apa pun sengeri bagaimana pun.

Cinta dalam Cemburu itu Peluru tidak hanya dimaknai sebagai perasaan yang meliputi perempuan dan laki-laki, namun juga didekatkan dengan perasaan mendalam oleh pasangan perempuan dan perempuan. Novita Poerwanto memberi kejutan pembaca lewat “Hati yang Sepakat”, akhir cerita ini begitu menggugah hati dua perempuan yang digambarkan lesbian. Bias cinta mengenal gender menjadi hilang sama sekali. 

Sadisnya cinta lekat terasa ketika menilik “Den Aksan” hasil imajinasi Andy Tantono. Seorang pembantu melancarkan pembunuhan yang dilakukan oleh Den Aksan terhadap ibu tirinya yang kejam. Den Aksan menusukkan garpu ke perut ibu tirinya, pembantu itu mendekap wajah ibu tiri  itu dengan bantal. Endingnya, pembantu itu sebenarnya ibu kandung Den Aksan! Cerita lain yang tak kalah sadis oleh pemilik akun twitter @AndyTantono itu, “Makan Malam Terakhir”, dan masih banyak lagi. Ia berhasil membuat bulu kuduk merinding total! 

Cerita penuh hikmah agaknya menjadi point of view seorang Oddie Frente. Kisah Andin yang mengalami gangguan jiwa tidak lepas dari dekapan seorang ibu penyabar, dibungkus dalam judul “Namaku Andin, Pacarku Toni”, di mana Toni hanyalah pacar khayalan Andin. Tidak berhenti di situ, Oddie Frente menyuguhkan sindiran tentang hukum di “Kesaksian Kacamata” dan ‘mencaci’ habis-habisan koruptor lewat “Man Outside, Pig Inside!”. Oddie Frente menunjukkan totalitas dalam bakatnya: menulis. 

Erdian Aji yang dulu kita kenal sebagai Vokalis DRIVE mengecoh fansnya ketika ia menulis fiksi mini bertema cinta nan filosofis. Ia tak hanya berbakat dalam lagu, tapi juga dalam karya sastra super pendek ini. Tulisannya dimuat di bagian akhir buku, entah karena pertimbangan ia lebih terkenal dibanding penulis lainnya atau karena tulisannya tidak begitu ‘meledak’ di hati pembaca. 

Tema tulisan Erdian Aji seputar cinta dan kasih sayang keluarga. Ia bermain kata sederhana dalam “Sudahlah” yang mengulang kalimat aku mau kamu mau  hingga satu halaman penuh dan diakhiri: CINTA MEMANG SUSAH. “Apa sih yang kamu mau?” “Yang kamu mau!” “Aku mau yang kamu mau”. Cerita “Sempalan Masa Lalu” sepertinya yang berkesan, tentang seorang nenek yang mengasuh lima belas anak jalanan, yang diajak mencari rezeki di pembuangan sampah. Dulunya, nenek itu selebriti ibukota. 

Cemburu itu Peluru sejatinya salah satu judul tulisan dalam buku ini, yang dirangkai oleh Kika Dhersy Putri. Cemburu itu Peluru. DOR. Mati, begitu ia mengawali tulisannya. Temanya pembunuhan karena kecemburuan. Tema pembunuhan lain dikemas dalam “Video Ulang Tahun” yang tak kalah merinding seperti membaca karya Andy Tantono.

Selain itu, sebagian cerita Kika yang lain bertema cinta dan gender disampaikan dalam “Cerita tentang Aku dan Ibuku”, “Susi yang Tak Susi” dan “Cinta di Balik Kutang”. Sepertinya ia memiliki aliran pikiran sama dengan Novita Poerwanto. Sudut pandang cerita penuh hikmah layaknya Oddie Frente, Kika pun menyajikannya dalam “Tengkulak Mimpi” yang bertutur tentang orang miskin negeri ini dan “Serum Bahagia” yang sangat filosofis ‘menyalahkan’ terciptanya kebahagiaan. 

Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono adalah lima penulis yang lahir lewat Komunitas @fiksimini, mempunyai latar belakang profesi berbeda, namun ketika karya mereka disatukan menjadi luar biasa. Di tangan mereka, makna cinta seperti ‘keluar dari kotak’nya, tidak monoton dan lebih menohok. 

Cover buku ini seperti menggambarkan sebagian besar isi cerita. Peluru menembus gelas pesta berisi sirup merah. Berantakan. Cinta tidak hanya digambarkan sebagai bentuk kenyamanan tapi juga pembalasan dendam yang tak jarang berakhir pengorbanan darah. Gagasan antimainstream terhadap konstruksi sebagian besar orang tentang cinta digambarkan begitu nyata dalam buku ini. 

Buku Cemburu itu Peluru diterbitkan dengan sebuah DVD berjudul sama, yang berisi sembilan film pendek berdurasi kurang lebih empat menit. Ide cerita ada yang diambil dari sebagian tulisan dalam bukunya. Film mini dalam DVD tersebut berjudul: Taman; Baby Blues; Sehari Saja; Detik Tik Dor; Tangan Keduanya; Foto di Atas Perapian; Aku Rindu Dada Montokmu; Susi yang Tak Susi; dan April Mop. Seperti gaya bertutur di bukunya, film mini ini begitu menyentak mata, pikiran, dan hati penontonnya. 

Mengutip kesan Femina yang ditulis setelah sinopsis di bagian belakang buku:
Kata demi kata yang terangkai (dalam fiksimini) menjadi kumpulan cerita superpendek dijamin bikin Anda senyum-senyum sendiri atau malah bergidik ngeri. Beberapa bahkan menyisakan tanda tanya dan rasa penasaran sepanjang hari. Singkat, namun membekas.
 



Well done!


Comments

  1. sepertinya cocok untuk hadiah ulang tahun nih kak bukunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa, bisa. selain dapat buku, penerima kadonya dapat DVD filmnya juga..

      Delete
  2. bukunya kira kira harganya berapa?? bukunya sangat menarik dilihat dari covernya ya? he..he..

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh lupa kalau harganya, coba dicek di gramediapustakautama.com

      Delete
  3. Hmmm dari judulnya oke nih. 'Cemburu Itu Peluru'. Uh...

    Kalo gue lagi cemburu, kayaknya bakal keren kalo bilang, 'kamu tau, aku gak suka kamu jalan sama dia! Aku peluru tau!!!'. Behhhh ajib.

    ReplyDelete
  4. woww kerenn, bikin penasaran nih!

    ReplyDelete
  5. pasti gak boleh dipinjam ya mbak.... Mrs.P

    ReplyDelete
  6. Ely bakpaooo....
    Pinjem dong bukunyaaa.... ;)

    ReplyDelete
  7. cemburu itu peluru....
    klo diputusin pacar apa dong??..
    bazooka kalee.. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

INTO THE WILD: Kisah Tragis sang Petualang Muda

Penulis: Jon Krakauer Penerjemah: Lala Herawati Dharma Penyunting: Maria M. Lubis Penerbit: Qanita Tahun: Februari, 2005 Tebal: 442 halaman “Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.” – Leo Tolstoy (“ Family Happines ”) Tokoh utama dalam buku non-fiksi ini adalah Christopher Johnson McCandless, seorang pemuda berusia 24 tahun yang telah merampungkan studinya di Universitas Emory pada tahun 1990. Ia adalah seorang anak dari keluarga kaya di Kota Washington, D.C. Ayahnya, Walt McCandless adalah seorang insinyur angkasa luar yang bekerja untuk perusahaan konsultan miliknya sendiri bernama User System, Inc. Mitra kerjanya adalah ibu Chris, Billie. Chris McCandless pemuda pandai. Ia lulus dengan indeks prestasi kum...

Beasiswa LPDP: Mengeja Kemungkinan dengan Keyakinan

Setelah bertahun-tahun blog ini tidak terjamah, saya akhirnya menulis lagi. Akhir-akhir ini saya sering blogwalking tentang berbagai cerita pengirim lamaran beasiswa LPDP. Menarik dan informatif, sehingga saya pun ingin bercerita hal yang sama dengan sudut pandang saya. This is based on true story. Ini berdasarkan pengalaman saya yang mengikuti seleksi periode 3 tahun 2015 yang diselenggarakan sejak April-September. Sebelum Apply Lpdp… Saya ingin share cerita pengalaman saya apply beasiswa LPDP. Beasiswa dari pemerintah yang lagi hits di kalangan pemuda sekarang. Selama kuliah S1, saya tidak pernah punya pengalaman apply beasiswa. Pengetahuan saya seputar beasiswa juga minim. Cuma informasi beasiswa LPDP yang saya baca rigid setelah lulus S1. Saya juga sempat menghadiri seminar sosialisasi beasiswa LPDP di kampus saya. Sekedar flashback, saat pengadaan seminar tersebut ternyata ada sistem kuota yang dijalankan secara o...