Skip to main content

Beasiswa LPDP: Mengeja Kemungkinan dengan Keyakinan

Setelah bertahun-tahun blog ini tidak terjamah, saya akhirnya menulis lagi. Akhir-akhir ini saya sering blogwalking tentang berbagai cerita pengirim lamaran beasiswa LPDP. Menarik dan informatif, sehingga saya pun ingin bercerita hal yang sama dengan sudut pandang saya. This is based on true story. Ini berdasarkan pengalaman saya yang mengikuti seleksi periode 3 tahun 2015 yang diselenggarakan sejak April-September.

Sebelum Apply Lpdp…

Saya ingin share cerita pengalaman saya apply beasiswa LPDP. Beasiswa dari pemerintah yang lagi hits di kalangan pemuda sekarang. Selama kuliah S1, saya tidak pernah punya pengalaman apply beasiswa. Pengetahuan saya seputar beasiswa juga minim. Cuma informasi beasiswa LPDP yang saya baca rigid setelah lulus S1.

Saya juga sempat menghadiri seminar sosialisasi beasiswa LPDP di kampus saya. Sekedar flashback, saat pengadaan seminar tersebut ternyata ada sistem kuota yang dijalankan secara online di facebook awardee LPDP Kota Malang. Saya tetap datang pada sesi kedua seminar tersebut, meskipun saya tidak termasuk dalam kuota. Ternyata, tidak seluruh peserta stay seharian di tempat. Sehingga saya diperbolehkan masuk oleh panitia.

Saya duduk paling belakang dalam seminar ini. Teringat kata guru saya, posisi menentukan prestasi. Ah, tidak juga, tergantung kemauan dan niat kalau menurut saya, hehe. Yang menarik dalam seminar ini adalah, ketika Bapak Eko Prasetyo, Direktur LPDP dalam sambutannya menanyakan, “siapa ingin beasiswa luar negeri?”

Hampir 100 persen mengangkat tangan. Saya tidak. Bukan karena saya tidak ingin, tapi karena saya duduk paling belakang, meskipun saya acung tangan, saya tidak mungkin diperhatikan. Jadi, wakil teman-teman yang acung tangan saja.

Salah satu poin penting yang saya tangkap dari sosialisasi beasiswa ini adalah LPDP memprioritaskan anak yang pernah memiliki kegiatan sosial di masyarakat. Mengapa? Saya pikir, ini sebagai bukti bahwa dia pernah berkontribusi untuk negara. Saya langsung pesimis waktu itu, karena yang saya ingat, saya belum melakukan kegiatan sosial nyata di masyarakat.

Namun seiring waktu saya baru menyadari bahwa saya pernah menyusun buku antologi kemanusiaan untuk Mentawai pada 2010. Hasil penjualan buku ini didonasikan untuk para korban. Nah!

Jadi, mulai ingat kembali ya, pernah berkontribusi apa untuk masyarakat selama ini.

Mengapa saya kemudian tertarik apply beasiswa LPDP?

Pertama, sosialisasi mengenai beasiswa ini mudah didapatkan di web . Search di Google dengan keyword “LPDP beasiswa” sudah keluar infonya. Tinggal modal niat baca sampai ngerti saja. Saya kasih link download booklet-nya agar lebih rinci. Kedua, beasiswa ini tidak berkuota. Jadi, selama pelamar beasiswa ini orang yang menurut pihak LPDP qualified, dia pasti diterima. Ketiga, tidak ada ikatan dinas dalam beasiswa ini. Setelah lulus kuliah mau jadi apapun boleh, asal memberi kontribusi bagi negara. Mulai dari yang ingin jadi arsitek, fashion designer, sastrawan, penulis, aktor film, sutradara, dosen, PNS, ahli teknik, hingga dokter, semua bisa mengajukan lamaran dalam beasiswa ini.

Saya Pun Mulai Mengunggah Dokumen…

Mantap melamar beasiswa LPDP Periode 3 tahun 2015, saya mulai menyiapkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan. Rincian dokumen bisa dilihat dalam web LPDP. Saya mengambil jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebegitu jelas LPDP memberi informasi, namanya pengalaman pertama melamar beasiswa, pasti ada bingungnya. Saya cerita tentang kebingungan saya, barangkali ada teman-teman yang merasakan hal yang sama.

1. Saya dalam posisi tidak bekerja dalam institusi. Saya seorang freelance, menerima kerja penelitian lepas dari dosen. Lalu, apakah seorang freelance perlu menyertakan surat izin belajar?

Tidak. Ini berlaku juga bagi yang ingin resign dari kantor ketika menerima beasiswa LPDP. Biasanya, surat izin belajar diunggah bagi seseorang yang masih memiliki ikatan di kantornya, jadi setelah sekolah selesai, dia masih wajib kembali ke institusi tempatnya bekerja. Surat izin dari kantor tidak memberi pengaruh pada diterima atau tidaknya pelamar beasiswa ini.

2. Lalu, jika saya tidak bekerja, apakah saya perlu mengganti surat izin belajar dengan surat keterangan dari RT/RW/Lurah untuk menyatakan bahwa saya tidak sedang bekerja?

Tidak perlu. Email saya tentang pertanyaan ini telah dibalas oleh CSO LPDP (meski agak lama, 3 mingguan mungkin).

3. Pada surat pernyataan dari LPDP yang perlu ditandatangani di atas materai, saya sempat dikoreksi oleh dosen saya tentang penulisan nama. Nama saya pada awalnya tidak mencantumkan gelar. Kata dosen saya, jika berurusan dengan ranah akademis, lebih baik gelar dicantumkan saja.

4.Bolehkah tidak mengunggah LoA atau Surat Pernyataan Penerimaan dari kampus tujuan?

Boleh saja. Kampus dalam negeri, biasanya memberi rentang waktu pendaftaran, sehingga belum tentu ketika kita daftar LPDP, kita sudah mendaftar kampus juga, apalagi memiliki LoA. Beda dengan kampus luar negeri yang menurut teman-teman pelamar memberi keleluasaan waktu dalam mendaftar kuliah. Saya waktu mendaftar LPDP masih dalam proses melengkapi sertifikat tes Paps dan Acept di Universitas Gadjah Mada.

Sempat khawatir juga, karena menurut beberapa cerita pelamar beasiswa ini, LoA menambah poin plus diri kita, sebagai daya tawar lah.

Bagi yang telah memiliki LoA Unconditional, perkuliahan dimulai 6 bulan setelah waktu pendaftaran administrasi ditutup. Ini sudah ketentuan LPDP, jadi tidak diperkenankan memaksakan kehendak untuk kuliah sebulan lagi, misal. Kalau sudah punya LoA, tim verifikasi dokumen (saat tes substantif) akan meminta pelamar beasiswa menandatangani surat pernyataan di atas materai untuk bersedia memulai perkuliahan 6 bulan pasca tutup pendafaran onlineLPDP setiap periodenya. Bagi yang sudah memulai perkuliahan, atau belum namun telah dinyatakan aktif sebagai mahasiswa dan sudah bayar uang kuliah, akan otomatis tidak lolos pada tahap verifikasi dokumen.

5.Runutan penulisan esai. Bisa dilihat pada booklet beasiswa LPDP. Sudah ada ketentuan penulisan esainya. Waktu saya akan menulis esai, saya ingin sekali melihat contoh esai dari awardee LPDP. Namun niat ini saya urungkan, karena ini dapat menyebabkan saya tidak bisa improvisasi diri. Jadi bagi pembaca tulisan ini, saya sarankan tidak usah minta kiriman esai saya ya. Hehe. Kalau saya dimintai tolong membaca dan mereview esainya dan kalau ada waktu, saya bersedia.

6.Saya sempat khawatir tidak lolos karena kecerobohan saya dalam mengunggah data di CV . Saya asal copy paste dari file word ke aplikasi pendaftaran online LPDP, sehingga ada tanda petik yang tidak terbaca dan malah muncul simbol-simbol tidak jelas. Simbol tidak jelas ini tetap tercetak dan tidak dapat diperbaiki karena saya terlanjur

7.Saya waswas juga saat membaca ulang CV saya yang tidak mencantumkan sebaris pun pencapaian saya pada kolom prestasi. Padahal, beasiswa LPDP kan ditujukan untuk anak yang memiliki prestasi juga. Kolom prestasi ini kosong, bukan karena saya tidak pernah ikut lomba, namun karena saya tidak memiliki bukti kuat seperti sertifikat. Saya khawatir nanti malah menimbulkan masalah saat wawancara.

Sebenarnya, tidak apa tetap menuliskan saja prestasi-prestasi sederhana kita yang tidak bersertifikat, seperti lomba fotografi yang diberi apresiasi berupa buku atau piala. Kita tidak akan diminta untuk membawa piala di lokasi wawancara kok, hehe. Tapi, bagi yang memiliki prestasi dan bersertifikat, alangkah lebih bagus jika sertifikatnya memang dibawa. Tips penting: lomba makan krupuk dan memasukkan paku dalam botol tidak usah disertakan ya, meski menang tingkat kecamatan. Haha.

Tips untuk lolos seleksi administratif ini adalah kita harus jeli membaca syarat utama yang diajukan LPDP. Saya menemui salah satu pelamar beasiswa yang tidak lolos saat verifikasi dokumen, karena konversi GPA (istilah IPK di kampus luar negeri) ke IPKnya ternyata kurang. Dia juga belum punya LoA. Siasatnya, kalau IPK dibawah 3,sebaiknya dapat LoA dulu dari kampus tujuan. Biar aman.

Segala kekhawatiran ini hilang seketika, saat saya dinyatakan lulus seleksi administrasi pada 6 Agustus 2015.

TIBA SAAT YANG PALING MENEGANGKAN, TES SUBSTANTIF...

Saya mengambil lokasi tes di Surabaya. Segala macam administrasi yang perlu dipersiapkan sudah diemail oleh pihak LPDP bersamaan setelah pengumuman lulus administasi. Namun, yang agak lama adalah pengiriman jadwal tes substantif (LGD, on the spot essay writing, dan wawancara). Mepet hari H pelaksanaan tes, baru dikirim. Jadi, yang dalam fase ini mohon bersabar, sambil browsing pengetahuan umum yang sekiranya bisa dijadikan bekal menjawab tes nanti.

Setelah mendapat jadwal rinci hari dan jamnya, saya datang di lokasi pada hari pertama jam 7 pagi. Saya tahu jika jadwal saya baru dimulai pukul 11.00, tapi saya ingin melihat situasi dulu. Sebenanya, para pelamar hanya diwajibkan datang pada jam yang sudah ditentukan saja. Namun, saya berjaga-jaga, jika nanti ada kemungkinan jadwalnya dimajukan. Saya mengenal beberapa teman baru sembari menunggu jam 11.

Sebelum mulai tes, saya diingatkan oleh teman saya tentang print out formulir pendaftaran saya. Esai saya tidak tercetak. Saya langsung panik. Teman saya bilang, jika esai harus tercetak. Saya pun mencoba download formulir lagi lewat akun pendaftaran saya. Dan memang, esainya tercetak kali ini. Saya bergegas mencari tahu rental komputer terdekat. Beruntung, saya ditolong oleh office boy di lokasi wawancara saya, dan diperbolehkan mencetak di komputer kantor. Alhamdulillah, bertemu dengan orang yang murah hati saat kita kesulitan itu benar-benar anugerah.

Leaderless Group Discussion .

Banyak pengalaman pelamar beasiswa LPDP yang menyarankan agar tidak mendominasi dalam tahap seleksi ini. Dalam LGD, terdiri beberapa orang yang baru saling kenal, sehingga sifat alamiah kita akan terbaca otomatis oleh reviewer. Manner atau sikap adalah hal penting saat kita duduk dalam forum ini.

Sebelum LGD, saya sudah persiapan membaca koran atau berita online agar mengerti isu-isu terkini di Indonesia. Saya juga membaca kolom opini di koran, untuk menentukan sudut pandang. Namun pada hari H, saya malah merasa menjadi orang paling bodoh. Bagaimana tidak? Topik yang reviewer ajukan saat kelompok saya LGD tidak saya pahami sama sekali. Tidak ada pada pembahasan di koran yang saya baca. Saat itu moderator kelompok saya malah menyuruh saya berbicara terlebih dahulu. Aduh, saya jawab sepemahaman saya saja akhirnya. Saya mencoba menyampaikan pendapat dengan elegan meski tidak tahu banyak.

On the spot essay writing.

Dalam tahap ini, kita akan diminta memilih topik yang diberikan panitia untuk kita beri pendapat. Waktu saya seleksi, tema yang akan kita pilih adalah tentang pengaruh globalisasi terhadap degradasi identitas budaya lokal dan tentang hukuman mati bagi tersangka yang terjerat kasus narkoba. Waktu yang disediakan 30 menit. Saya sarankan membawa jam tangan, agar kita bisa mengantisipasi waktu menulis kita. Ketika itu, saya tidak memerhatikan jam, sehingga tulisan saya yang sudah sampai tahap akhir belum sempat saya poles hingga rapi.

Wawancara.

The most difficult step I think . Saya banyak membaca blog pelamar beasiswa yang telah melewati sesi ini. Ada yang berhasil, ada yang gagal. Pertanyaan yang diajukan bagi yang berhasil dan gagal juga cenderung sama. Tahap wawancara ini memang membutuhkan kesiapan mental dan pengetahuan yang luar biasa. Prepare yourself. Prepare. Tiga reviewer lawan satu pelamar beasiswa. Jadi jangan sampai terlihat kikuk di depan mereka karena kita tidak siap dari awal.

Sekedar share pertanyaan dari reviewer pada saya:


· Perkenalkan diri anda dan rencana studi yang akan anda tempuh


· Mengapa tertarik memilih jurusan tersebut? Jurusan itu ada di fakultas apa?


· Apa saja mata kuliah yang ada di sana? Berapa SKS yang akan Anda ambil?


· Bagaimana kurikulum jurusan tersebut?


· Apakah Anda pernah menulis tentang komunikasi pembangunan?


· Media massa apa saja yang menerapkan komunikasi pembangunan?


· Bagaimana sebenarnya konsep komunikasi pembangunan dalam media?


· Apakah anda sudah mengenal dosen di sana?


· Mengapa memilih di UGM, tidak di Unand?


· Mata kuliah apa yang menarik bagi Anda? Mengapa?


· Cita-cita Anda ingin jadi apa? Mengapa?


· Apa Anda pernah bekerja di media? Apa yang Anda tulis saat itu?


· Apakah Anda pernah melakukan kegiatan sosial di masyarakat?


· Apa yang dimaksud kegiatan Out Ward Bound dalam CV Anda?


· Konsep kepemimpinan seperti apa yang Anda aplikasikan saat Anda menjadi steering committee?


· Apa pentingnya kerjasama dalam kerja media?


· Apa elemen penting dari kerjasama menurut Anda?


· Bagaimana Anda mengatur jam waktu tidur Anda saat Anda aktif kuliah dan organisasi?


· Apa aktivitas Anda setelah wisuda?


· Bagaimana Anda memandang sosok Ashadi Siregar dan Dahlan Iskan? Apa perbedaan prinsipil dari kedua tokoh tersebut? Beri saya penjelasan yang panjang.


· Bagaimana Anda memandang sosok Dahlan Iskan dalam medianya, Jawa Pos?


· Apakah menurut Anda citra Dahlan Iskan dapat bertahan lama dengan Jawa Pos-nya?


· Apakah saat Lebaran bisa disebut prime time? Waktu yang biasanya orang mulai gencar menulis advertorial untuk dibaca?


· Berapa esai yang anda tulis untuk apply beasiswa ini?


· Apa anda merasa sulit menulis esai dengan panjang 700 kata tersebut? Bagaimana jika Anda disuruh menulis lebih dari itu?


· Anda anak keberapa dari berapa bersaudara?


· Ayah dan ibu bekerja di mana?


· Sedekat apa Anda dengan ayah dan ibu?


· Bagaimana Anda memandang pembagian peran ayah dan ibu di keluarga Anda?


· Apakah Anda orang yang extrovert atau introvert?


· Apa nanti Anda merasa cocok dengan makanan Jogja yang cenderung manis?


· Sudah sering ke Jogja?


· Sudah punya LoA?


· GPA Anda lumayan, apakah sebenarnya Anda bisa lebih dari ini?


· Mengapa ada nilai C+di transkrip Anda?


· Apa Anda termasuk mahasiswa cumlaude? Berapa orang yang mendapat predikat cumlaude di kampus Anda?


· Mengapa tidak ambil beasiswa ke luar negeri? Berapa nilai TOEFL Anda?


· Apakah Anda tidak bisa berusaha untuk mempertinggi TOEFL dan ambil beasiswa luar negeri?


· Apakah Anda pernah dirawat lama di rumah sakit?


· Siapa yang membiayai Anda selama melamar beasiswa ini?


· Apakah Anda mengetahui info beasiswa selain LPDP?


· Mengapa Anda tidak mencari tahu info beasiswa lain?


· Apa Anda merasa pantas menerima beasiswa LPDP?


· Sudah berapa kali melamar beasiswa LPDP ini?


· Bagaimana rencana Anda selanjutnya jika Anda gagal beasiswa LPDP?

Pada pengalaman wawancara LPDP pertama saya ini, saya merasa sangat lama ditanyai. Setelah saya ingat-ingat, pertanyaannya saja sepanjang itu. Saya sampai tidak fokus di pertanyaan-pertanyaan akhir, karena amunisi semangatnya menurun disebabkan persiapan perut kurang memadai (lapar). Reviewernya sampai beberapa kali mengulang pertanyaan untuk saya. Sarapan dulu ya sebelum wawancara, penting ini. Ketika itu jadwal wawancara saya jam 08.40. Karena takut macetnya Surabaya, saya berangkat pukul 06.00. Terlalu rajin, sehingga tidak sempat sarapan.

Berantakan. Saat wawancara, saya sempat tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan dari reviewer. Untung ibu psikolognya baik hati dan mau menjelaskan jawabannya pada saya. Ketika memberi jawaban dari pertanyaan mengapa saya tidak mengambil beasiswa luar negeri, saya juga sempat diserang dengan metode-metode penelitian, karena alasan saya ingin melakukan riset dalam negeri. Kurang meyakinkan mungkin jawaban saya. Bapak reviewernya juga mengkritik beberapa jawaban saya, namun saya jelaskan lagi hingga mereka sepakat.

Dari seabrek pertanyaan tersebut, saya langsung lunglai dan lemas ketika dihadapkan pada pertanyaan terakhir. Sudah menjawab pertanyaan sebegitu panjang, saya langsung disuguhi ‘kode buruk’ (menurut saya). Beberapa pelamar yang gagal sebelumnya bercerita pernah mendapat pertanyaan serupa. Saya pun pasrah. Saya merasa memang belum maksimal dalam persiapan beasiswa ini, namun kalau saya gagal, saya akan langsung mencoba lagi. Kesempatan kedua sekaligus terakhir nanti saya gunakan sebaik mungkin.

Hal yang paling saya syukuri dalam wawancara saya adalah seratus persen Indonesia.

Meski ada beberapa istilah asing yang reviewer katakan dan jelaskan pada saya karena saya tidak mengerti. Dangkal sekali pengetahuan saya. Setelah menyalami ketiga reviewer dengan mengucapkan terima kasih, saya keluar ruangan dengan rasa lapar, eh lega. Saya pun menemui beberapa teman di luar yang belum dan telah wawancara. Cerita pengalaman dengan teman-teman baru membuat saya melupakan segala kemungkinan buruk yang terjadi.

SANGAT LAMA UNTUK MENUNGGU TANGGAL 10 SEPTEMBER, YA MBAK PUTRI…

Saya tidak berdoa untuk memenangkan beasiswa ini. Saya berdoa, diberi jalan yang terbaik dari Tuhan. Doa yang paling pasrah dan paling bijak menurut saya. Apalah kita, tidak patut menjadi hamba-hamba pemaksa kehendak. Sholat saja diiringi embel-embel “supaya saya…”. Saya sudah atur strategi hidup kalau saya gagal. Saya mulai menerima pekerjaan lepas lagi dari dosen saya dan menulis lamaran-lamaran kerja.

Saya juga sibuk mengontak teman baru saya sembari menunggu. Cuma satu sih yang sering saya kontak.

Mbak Putri namanya, mahasiswa Kesma Unair. Setelah proses seleksi tes substantif usai, saya tidak langsung pulang dari lokasi tes dan ngobrol banyak dengan Mbak Putri tentang rencana-rencana jika gagal. Namun, pada akhirnya, kita sama-sama berdoa yang terbaik. Gusti Allah mboten sare……

Siang hari, LPDP menghubungi para pelamar beasiswa melalui email dan status akun pendaftaran online pada hari pengumuman. Tidak ada list nama yang dikirim via email, hanya hasil kita yang disampaikan, sehingga kita tidak bisa melihat hasil teman-teman baru kita waktu bertemu saat seleksi. Ini merupakan kebijakan baru LPDP agar melindungi keamanan penerima beasiswa.

“Selamat, awardee! Sharing-sharing terus sama aku ya. Doakan aku tahun depan bisa menyusul jejakmu,” begitu kata Mbak Putri yang banyak menghabiskan waktunya untuk ngobrol dengan saya. Saya masih jetlag, tidak percaya. Tapi Mbak Putri tidak henti memberi selamat. “Doaku buatmu selalu, Mbak Putri, keep contact”. Saya yakin, periode yang dia ikuti selanjutnya, bisa dia pecahkan.

Setelah lolos seleksi substantif, saya menyimpulkan beberapa tips yang saya sarikan dari pengalaman pribadi dan cerita-cerita dari pelamar beasiswa lain yang saya temui mengenai tahap ini:

Tips saat LGD : jangan sibuk mencatat atau main bolpoin atau mengetuk-ketuk meja atau melamun saat teman kita bicara. Jangan sibuk memikirkan ide hebat kita saat teman kita berpendapat. Dengarkan setiap pendapat teman kita dengan seksama. Jangan terlalu ngotot mempertahankan argumen dan membantah apa yang teman kita katakan.

Bersikap seperti anak-anak ketika kita belum diberi kesempatan bicara, seperti mengucap, “saya dong gantian bicara…” juga tidak saya anjurkan.Please, do this discussion with good attitude. Pastikan berbicara, dengan sikap santun. Oiya, jangan mencela pemerintah serta merta juga, hehe, beasiswa ini kan dari pemerintah. Terlalu memuji kebijakan pemerintah seakan pemerintah itu dewa yang tidak patut dikritik juga tidak menambah poin plus kita. Mengkritik dibarengi saran yang membangun akan lebih bagus.

Tips saat on the spot essay writing : Saya sarankan sering membaca, agar kita tidak stuck saat disuruh menulis esai. Panjang esai yang diminta tidak ditentukan, terserah kita. Tapi untuk kategori esai, menurut saya minimal ada paragraf pembuka, isi, dan penutup. Jangan lupa membawa papan jalan atau clipboard, karena panitia hanya menyediakan kursi tanpa meja. Penting membawa bolpoin, panitia cuma menyediakan selembar kertas, tidak menyediakan alat tulis. Pastikan bolpoin dalam keadaan baik, karena ada teman di belakang saya yang kelabakan karena hanya membawa bolpoin satu dan mati pula.

Tips saat wawancara: Usahakan kita benar-benar mengerti apa yang kita tulis di CV dan esai. Jadilah pribadi yang bertanggungjawab dengan apa yang kita ajukan.

Yakinkan 100 persen pada reviewer bahwa kita bisa membantu kemajuan bangsa ke depannya lewat apa yang telah dan akan kita lakukan ketika masuk perguruan tinggi. Pikiran kita seperti “saya ingin S2 biar gaji saya di kantor naik” atau “saya ingin S2 agar naik pangkat”, kita kesampingkan dulu. Itu bonus yang akan kita dapat belakangan. Jadi jangan sampai kita terlalu ambisius sehingga reviewer menilai kita pribadi egois yang hanya mementingkan pencapaian personal.

Belajar bahasa inggris dalam percakapan juga penting. Karena tidak semua pelamar memiliki keberuntungan yang sama. Kadang, reviewer ingin melakukan wawancara full inggris, meski kita apply beasiswa dalam negeri.

Bawalah bukti-bukti sertifikat yang bisa kita tunjukkan pada reviewer. Waktu itu, selain membawa sertifikat, saya sampai mencetak jurnal, membawa buku, dan majalah sebagai bukti apa yang saya bicarakan. Agar mereka yakin bahwa saya benar-benar mengerti akan pilihan saya. Tapi tidak usah berlebihan juga, nanti vandel dari keramik yang kalian dapat setelah mengisi seminar dibawa juga lagi. Tidak usah, itu berat. Kalau ada foto-foto yang bisa mewakili, bisa dibawa juga. Intinya, yakinkan reviewer.

Semoga pengalaman saya ini bisa membantu para calon pelamar beasiswa LPDP untuk menuntaskan perjalanannya. Sampai jumpa…

Comments

  1. sini aku kasih kiss :*
    Thank you ya review nya!

    ReplyDelete
  2. Kak mau nanya, kalo untuk beasiswa lpdp persaingan beasiswa dalam negeri dan luar negeri kemungkinan diterimanya sama besar atau ambil beasiswa dalam negeri lebih mudah persaingannya sehingga lebih mudah didapatkan?

    ReplyDelete
  3. Terima kasih banyak kak informasinya, semoga kakak sukses

    ReplyDelete
  4. Kok kakak sama sih kayak aku posisinya.�� Cuma kalo aku belum ada kontribusi. Kalo aku bikin kontribusi ke masyarakatnya sekarang, kira-kira bisa gak kak ya? Aduh, aku pengen curhat. Mau kirim email ke kakak gmn ya? Hehe

    ReplyDelete
  5. Kok kakak sama sih kayak aku posisinya.�� Cuma kalo aku belum ada kontribusi. Kalo aku bikin kontribusi ke masyarakatnya sekarang, kira-kira bisa gak kak ya? Aduh, aku pengen curhat. Mau kirim email ke kakak gmn ya? Hehe

    ReplyDelete
  6. Maaf mb mw tnya, klo udh dpt LoA klo udh byar kuliah udah gak lolos ya? Pdhal kan klo pndftatan PT itu permulaan kuliah untuk smster depan setelah slsai pndftaran, msal udh ktrima d bln mei atau juni. Nah itu untuk tahun akdemik itu juga, jd ya klo dr kmpus kuliahnya udh mlai agustus ato september, nah klo hbs dpt LoA trus dftr lpdp, smntara harus 6 bln setelahnya, gmna nyingkronkan mbak?

    ReplyDelete
  7. Ass.wr.wb. TERIMAKASIH ATAS INFORMASI DAN SEMANGATNYA. Mba saya ingin sekali diterima LPDP. Langsung aja ya mba. Berapa lama persiapan semua berkas mba? Dan berapa lama persiapan tes bahasa inggris mba? Menurut yang mba ketahui, apakah semua yang keterima LPDP LN cenderung memiliki nilai IELTS/TOEIC/TOEFL yang tinggi diatas rata2? Apa ada juga yang standar saja nilai tes kemampuan b.ing nya tapi tetap lolos? Kemudian, apakah applicant yang diterima cenderung aktif organisasi dan kegiatan sosial semua mba? Atau ada saja yang applicant yg biasa2 saja kegiatan sosial dan organisasinya, bahkan mahasiswa reguler (kupu-kupu) yang diterima LPDP mba? Kemudian mba ketika keterima disana (di LN) dan telah tiba di negara tujuan, saya baca di FAQ di sebuah blog (mengenai administrasinya lagi kalo gak salah) bahwa ada lagi atau tidaknya tes (interview, essay, etc) disana kan kembali ke regulasi universitas masing2. Nah, kalo mengenai tes kesehatan, apa ada tes kesehatan lagi seperti narkoba, TBC, HIV dan semacamnya ketika sampai di negara tujuan? Atau hanya perlu tes yang dari LPDP nya saja? Atau ini tergantung regulasi dari negara atau universitas mbaing2? Terimakasih banyak mba. GOOD LUCK DI SANA! SEMOGA BISA NYUSUL.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Butuh IELTS 7.5 untuk beasiswa keluar negeri + aneka kebutuhan lain

      Future school of english, yang memiliki program GARANSI 7.5, mencari 100 kandidat untuk dididik secara GRATIS untuk mencapai IELTS 7.5 + digaji, sebagai duta & project percontohan.

      Syarat:
      Min 16 tahun - tidak terbatas
      Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya
      Mau berkomitmen untuk belajar dengan sungguh sungguhdemi mencapai IELTS 7.5.

      Tersedia 100 beasiswa 100% untuk mencapai IELTS 7.5, bagi mereka yang serius belajar dan mau mengejar beasiswa keluar negeri + aneka keperluan lainnya. Lokasi: Kelapa gading, jelambar dan harapan indah.
      Info: 08787 8787 190

      Info: 08787 8787 190

      Delete
  8. pengen nanya banyak bisa ke email ga kak? hehe

    ReplyDelete
  9. mbak, boleh minta emailnya?? Thanks

    ReplyDelete
  10. terima kasiiih, reviewnya singkat jelas padat. Sangat membantu

    ReplyDelete
  11. Butuh IELTS tinggi untuk keperluan akademik, professional & imigrasi?
    Kami menyediakan program kilat, yaitu GARANSI IELTS 7.5 dalam 4 bulan. Berpengalaman lebih dari 14 tahun, satusatunya di Indonesia yang memiliki program GARANSI IELTS 8.0 & score internasional dari 4000 alumni kami merupakan yang paling spektakuler di Indonesia. 08787 8787 190

    ReplyDelete
  12. selamat siang mbak,
    saya rani, saya berencana untuk apply LPDP tahun ini. tapi saya tidak percaya diri sama sekali. apakah boleh mbak saya menanyakan beberapa pertanyaan. jika boleh, bolehkah saya minta alamat email mbak?

    terima kasih banyak mbak

    ReplyDelete
  13. Minta alamat email kakak dong,,,?

    Ada yang ingin saya tanyakan,,,?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Butuh IELTS 7.5 untuk beasiswa keluar negeri + aneka kebutuhan lain

      Future school of english, yang memiliki program GARANSI 7.5, mencari 100 kandidat untuk dididik secara GRATIS untuk mencapai IELTS 7.5 + digaji, sebagai duta & project percontohan.

      Syarat:
      Min 16 tahun - tidak terbatas
      Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya
      Mau berkomitmen untuk belajar dengan sungguh sungguhdemi mencapai IELTS 7.5.

      Tersedia 100 beasiswa 100% untuk mencapai IELTS 7.5, bagi mereka yang serius belajar dan mau mengejar beasiswa keluar negeri + aneka keperluan lainnya. Lokasi: Kelapa gading, jelambar dan harapan indah.
      Info: 08787 8787 190

      Info: 08787 8787 190

      Delete
  14. https://www.bukalapak.com/ebookshop/label/ebook

    ReplyDelete
  15. makasih kak sharingnya... sangat bermanfaat.
    sukses terus ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Butuh IELTS 7.5 untuk beasiswa keluar negeri + aneka kebutuhan lain

      Future school of english, yang memiliki program GARANSI 7.5, mencari 100 kandidat untuk dididik secara GRATIS untuk mencapai IELTS 7.5 + digaji, sebagai duta & project percontohan.

      Syarat:
      Min 16 tahun - tidak terbatas
      Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya
      Mau berkomitmen untuk belajar dengan sungguh sungguhdemi mencapai IELTS 7.5.

      Tersedia 100 beasiswa 100% untuk mencapai IELTS 7.5, bagi mereka yang serius belajar dan mau mengejar beasiswa keluar negeri + aneka keperluan lainnya. Lokasi: Kelapa gading, jelambar dan harapan indah.
      Info: 08787 8787 190

      Info: 08787 8787 190

      Delete
  16. Kak, apakah sertifikat acept busa untuk daftar lpdp?
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Butuh IELTS 7.5 untuk beasiswa keluar negeri + aneka kebutuhan lain

      Future school of english, yang memiliki program GARANSI 7.5, mencari 100 kandidat untuk dididik secara GRATIS untuk mencapai IELTS 7.5 + digaji, sebagai duta & project percontohan.

      Syarat:
      Min 16 tahun - tidak terbatas
      Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya
      Mau berkomitmen untuk belajar dengan sungguh sungguhdemi mencapai IELTS 7.5.

      Tersedia 100 beasiswa 100% untuk mencapai IELTS 7.5, bagi mereka yang serius belajar dan mau mengejar beasiswa keluar negeri + aneka keperluan lainnya. Lokasi: Kelapa gading, jelambar dan harapan indah.
      Info: 08787 8787 190

      Info: 08787 8787 190

      Delete
  17. Kak, apakah sertifikat acept busa untuk daftar lpdp?
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  18. Butuh IELTS 7.5 untuk beasiswa keluar negeri + aneka kebutuhan lain

    Future school of english, yang memiliki program GARANSI 7.5, mencari 100 kandidat untuk dididik secara GRATIS untuk mencapai IELTS 7.5 + digaji, sebagai duta & project percontohan.

    Syarat:
    Min 16 tahun - tidak terbatas
    Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya
    Mau berkomitmen untuk belajar dengan sungguh sungguhdemi mencapai IELTS 7.5.

    Tersedia 100 beasiswa 100% untuk mencapai IELTS 7.5, bagi mereka yang serius belajar dan mau mengejar beasiswa keluar negeri + aneka keperluan lainnya. Lokasi: Kelapa gading, jelambar dan harapan indah.
    Info: 08787 8787 190

    Info: 08787 8787 190

    ReplyDelete
  19. Toefl/ ielts/ toeic it plih slah satu aj y mbkk

    ReplyDelete
  20. terima kasih atas informasinya kak! sukses selalu untuk kakak! :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

INTO THE WILD: Kisah Tragis sang Petualang Muda

Penulis: Jon Krakauer Penerjemah: Lala Herawati Dharma Penyunting: Maria M. Lubis Penerbit: Qanita Tahun: Februari, 2005 Tebal: 442 halaman “Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.” – Leo Tolstoy (“ Family Happines ”) Tokoh utama dalam buku non-fiksi ini adalah Christopher Johnson McCandless, seorang pemuda berusia 24 tahun yang telah merampungkan studinya di Universitas Emory pada tahun 1990. Ia adalah seorang anak dari keluarga kaya di Kota Washington, D.C. Ayahnya, Walt McCandless adalah seorang insinyur angkasa luar yang bekerja untuk perusahaan konsultan miliknya sendiri bernama User System, Inc. Mitra kerjanya adalah ibu Chris, Billie. Chris McCandless pemuda pandai. Ia lulus dengan indeks prestasi kum

Cemburu Itu Peluru

Judul: Cemburu itu Peluru Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama   Tahun: 2011   Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-22-6868-3 DADAKU SESAK. Puisi yang kugubah sepenuh hati untukmu, kau bacakan pada sahabatku.( @Irfanaulia, via @fiksimini)     Berawal dari sebuah akun twitter @fiksimini, lima penulis antara lain Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono berhasil membawa angin segar dalam mengembangkan karya lewat benih fiksi 140 karakter. Singkat, namun ‘ledakan’nya terasa.   Lima penulis ini memiliki masing-masing ciri khas dalam menuliskan fiksinya dan hasilnya jarang mengecewakan. Ide cerita dari 140 karakter menghasilkan beragam cerita super pendek bertema cinta dan kecemburuan. Cinta dalam Cemburu itu Peluru digambarkan begitu dekat dengan realita, senyaman apa pun sengeri bagaimana pun. Cinta dalam Cemburu itu Peluru tidak hanya dimaknai se