Skip to main content

Posts

Showing posts from 2011

Pernahkah kau merasa?

Pernahkah kau merasa? Seperti seekor burung dalam sangkar, padahal disekelilingmu banyak burung-burung lain berterbangan bebas, leluasa... Pernahkah kau merasa? Seperti patung usang yang sama sekali tak membuat orang lain melirikmu, sebab ditubuhmu telah tumbuh lumut-lumut yang telah mengering... Pernahkah kau merasa? Seperti seorang pengantin yang berjalan ditengah para tamu seorang diri, tanpa pasanganmu yang menunggu di depan pendeta atau penghulu... Pernahkah kau merasa? Seperti melakukan penyelaman ke dalam laut untuk pertama kalinya, namun tak ada seorang pun yang memberikan senyum apalagi aplaus kecil karena bangga... Pernahkah kau merasa? Seperti hadir dalam suatu undangan pesta, namun semua orang bahkan satu pun tak ada yang menyapa, apalagi memberi segelas minum untukmu... Pernahkah kau merasa? Seperti bercermin pada kaca yang seharusnya memantulkan seluruh bagian tubuhmu, tapi kau tak melihat pantulan apapun disana, kosong... Kau mungk...

Boneka dalam Kardus : Heart Said (part 3)

Aku telah berhari-hari menundukkan ragaku diatas tumpuan harapan yang masih kelabu. Harapan yang sering diucapkan oleh tuanku. Tentang menjadikanku seorang gadis yang berjiwa, bukan lagi sebuah boneka. Apalagi dalam kardus. Kardus hatinya. Kulihat gudang pikirannya telah lengang. Tak terlihat lagi jajaran boneka-boneka lain yang mendapat perhatian sepertiku. Aku sama sekali tak merasa kesepian akan boneka-boneka yang hilang entah kemana itu. Justru aku merasa sangat senang, sebab aku disini, hanya sendiri, hanya bersama tuanku itu. Dan itu membuatku merasa sangat istimewa di matanya. Semoga di hatinya juga. Tak lama rasa istimewa itu singgah, suatu hari tuanku menemukan sebuah boneka yang jatuh di bawah lantai gudang pikirannya. Aku pernah melihat boneka itu sebelumnya, di tempat yang sama. Tapi aku lebih memilih diam, tak memanggilnya. Sebab aku takut, tuanku akan mengambilnya, membersihkannya dari noda-noda luka hati, lalu meletakkan boneka itu d...

Pulang...

Bukan sedang menceritakan tentang huru hara orang-orang yang sibuk mengantre tiket bus sebelum lebaran, bukan juga sedang menceritakan tentang kerinduan seorang anak di negeri antah berantah akan maknya yang menunggu di rumah, tapi ini menceritakan tentang seorang teman. Yang telah sekian hari menentukan pilihannya untuk bertahan di atas 'kereta' atau lebih memilih untuk turun si sebuah stasiun. 'Kereta' yang banyak membawa awak. 'Kereta' yang aku naiki juga... Suatu sore yang redup, sebab mendung menutup sebagian wajah jingga mentari. Gadis itu datang dengan sejuta kekuatan untuk mengatakan pada seluruh penumpang di 'kereta' bahwa mulai detik ia berbicara, ia berarti telah memutuskan untuk turun di sebuah stasiun. Seluruh awak dalam 'kereta' itu telah melihat gelagat gadis itu sejak awal, tak terkecuali diriku. Gadis itu, dalam beberapa hari terakhir, tak tampak riang. Tak juga berminat untuk bercanda bersama. Yang ia lakukan hanya memandang k...

Boneka dalam Kardus : Heart Said (part 2)

Oase itu tetap ada, namun mengering. Aku ingin sekali menjadi hujan, mengisinya. Namun seyogyanya, aku tak bisa. Aku hanya tetap menjadi boneka dalam kardus hatinya, sebagai pajangan apik dalam gudang pikirannya, dan ia sangat menyayangkan jika aku harus kembali ke jalanan asing tempatku berasal, sebab pikirnya, aku terlalu indah untuk dibuang. Dan lebih baik aku berdesakan dengan kardus boneka yang lain, yang sama-sama mendapatkan perhatian sepertiku. Bukannya aku tak tahu berterima kasih atas semua kebaikan tuanku yang satu ini. Aku sangat bersyukur ketika tubuh ringkih tak berjiwaku ia pungut dan ia bersihkan dari noda-noda luka hati. Dan jujur ku akui, aku pun menikmati permainan hatinya denganku. Sehingga membuatku makin sulit keluar dari kardus atau bahkan dari gudang pikirannya. Aku adalah boneka tak berjiwa, namun aku mempunyai hati tersembunyi yang sulit ditemukan oleh siapa pun, termasuk tuanku ini,yang lama membolak-balik badan kosongku....

Boneka dalam Kardus : Heart Said (part 1)

Malang Corruption Watch

“Konsepsi advokasi adalah bukan mencampuri urusan dalam suatu permasalahan untuk mencari eksistensi, namun  kita lebih mengutamakan trust dan berperan untuk memberikan advice dan menjadi supporting system bagi mereka.” edukasi.kompas.com Penjelasan singkat tentang peran MCW sebagai badan advokasi tersebut diungkapkan oleh Koordinator MCW, Didit Saleh. Tak dapat dielakkan lagi jika peran MCW dalam problem solving terhadap permasalahan revitalisasi pasar Dinoyo cukup besar. Malang Corruption Watch atau lebih dikenal dengan sebutan MCW adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang monitoring K orupsi K olusi N epotisme (KKN) di Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang).   Lembaga yang di bentuk pada tanggal 31 Mei , 11 tahun silam ini b ermula dari komunitas diskusi para aktivis mahasiswa, mantan aktivis mahasiswa, dan beberapa dosen yang sudah berjalan sebelum reformasi 1998 . L embaga ini berdiri setelah mengalami proses diskusi i...