Skip to main content

Boneka dalam Kardus : Heart Said (part 2)

Oase itu tetap ada, namun mengering. Aku ingin sekali menjadi hujan, mengisinya. Namun seyogyanya, aku tak bisa. Aku hanya tetap menjadi boneka dalam kardus hatinya, sebagai pajangan apik dalam gudang pikirannya, dan ia sangat menyayangkan jika aku harus kembali ke jalanan asing tempatku berasal, sebab pikirnya, aku terlalu indah untuk dibuang. Dan lebih baik aku berdesakan dengan kardus boneka yang lain, yang sama-sama mendapatkan perhatian sepertiku.
Bukannya aku tak tahu berterima kasih atas semua kebaikan tuanku yang satu ini. Aku sangat bersyukur ketika tubuh ringkih tak berjiwaku ia pungut dan ia bersihkan dari noda-noda luka hati. Dan jujur ku akui, aku pun menikmati permainan hatinya denganku. Sehingga membuatku makin sulit keluar dari kardus atau bahkan dari gudang pikirannya.
Aku adalah boneka tak berjiwa, namun aku mempunyai hati tersembunyi yang sulit ditemukan oleh siapa pun, termasuk tuanku ini,yang lama membolak-balik badan kosongku. Hati yang memiliki sejuta harapan untuk mendapatkan kelayakan dan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Dari sekian juta harapan-harapan dalam hatiku itu, yang paling dominan adalah aku ingin menjadi yang terbaik dan teristimewa bagi siapa pun, tanpa kecuali bagi tuanku itu. Tuan yang sangat simpatik menurutku.
Namun sepertinya, oase hatinya yang sangat luas itu lagi-lagi tak mampu aku selami. Tuanku itu seakan enggan mengeluarkanku dari kardus hatinya yang sempit. Dan itu membuatku semakin yakin, bahwa sesungguhnya aku sama sekali tak pernah jadi istimewa di hatinya...
Ia cuma mempunyai tanggung jawab yang sangat baik. Ia yang memungutku dari jalanan asing dengan tanpa sengaja, merawatku hingga sembuh dari berbagai macam luka. Dan ia enggan membuangku lagi sebab ia tentu saja tak tega. Ia telah terlalu dalam mengenaliku sepenuh hati dan memainkanku sepanjang waktu.
Jika aku boneka yang mampu bergerak, aku akan keluar dari kardus hatinya, mengundang hujan untuk menyegarkan oase hatinya yang mengering. Meskipun aku tak menjadi hujan. Padahal aku sangat menginginkannya. Namun, cukuplah. Aku terlalu berlebihan untuk menjadi hujan.
Aku hanya ingin balik ke jalanan asing tempatku berasal, menunggu tangan tuan lain yang akan memungutku lagi. Memandikanku dalam oase hatinya yang segar. Merasakan sejuk kasih sayang dari semilir angin di dekatnya.
Namun lagi-lagi, itu hanya harapan sebuah boneka tak berjiwa. Tak pernah kesampaian hingga pada akhirnya tuan itu lelah sendiri menyimpanku lama-lama.
Semoga aku dibuang lagi...

Comments

Popular posts from this blog

INTO THE WILD: Kisah Tragis sang Petualang Muda

Penulis: Jon Krakauer Penerjemah: Lala Herawati Dharma Penyunting: Maria M. Lubis Penerbit: Qanita Tahun: Februari, 2005 Tebal: 442 halaman “Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.” – Leo Tolstoy (“ Family Happines ”) Tokoh utama dalam buku non-fiksi ini adalah Christopher Johnson McCandless, seorang pemuda berusia 24 tahun yang telah merampungkan studinya di Universitas Emory pada tahun 1990. Ia adalah seorang anak dari keluarga kaya di Kota Washington, D.C. Ayahnya, Walt McCandless adalah seorang insinyur angkasa luar yang bekerja untuk perusahaan konsultan miliknya sendiri bernama User System, Inc. Mitra kerjanya adalah ibu Chris, Billie. Chris McCandless pemuda pandai. Ia lulus dengan indeks prestasi kum

Cemburu Itu Peluru

Judul: Cemburu itu Peluru Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama   Tahun: 2011   Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-22-6868-3 DADAKU SESAK. Puisi yang kugubah sepenuh hati untukmu, kau bacakan pada sahabatku.( @Irfanaulia, via @fiksimini)     Berawal dari sebuah akun twitter @fiksimini, lima penulis antara lain Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono berhasil membawa angin segar dalam mengembangkan karya lewat benih fiksi 140 karakter. Singkat, namun ‘ledakan’nya terasa.   Lima penulis ini memiliki masing-masing ciri khas dalam menuliskan fiksinya dan hasilnya jarang mengecewakan. Ide cerita dari 140 karakter menghasilkan beragam cerita super pendek bertema cinta dan kecemburuan. Cinta dalam Cemburu itu Peluru digambarkan begitu dekat dengan realita, senyaman apa pun sengeri bagaimana pun. Cinta dalam Cemburu itu Peluru tidak hanya dimaknai se

Beasiswa LPDP: Mengeja Kemungkinan dengan Keyakinan

Setelah bertahun-tahun blog ini tidak terjamah, saya akhirnya menulis lagi. Akhir-akhir ini saya sering blogwalking tentang berbagai cerita pengirim lamaran beasiswa LPDP. Menarik dan informatif, sehingga saya pun ingin bercerita hal yang sama dengan sudut pandang saya. This is based on true story. Ini berdasarkan pengalaman saya yang mengikuti seleksi periode 3 tahun 2015 yang diselenggarakan sejak April-September. Sebelum Apply Lpdp… Saya ingin share cerita pengalaman saya apply beasiswa LPDP. Beasiswa dari pemerintah yang lagi hits di kalangan pemuda sekarang. Selama kuliah S1, saya tidak pernah punya pengalaman apply beasiswa. Pengetahuan saya seputar beasiswa juga minim. Cuma informasi beasiswa LPDP yang saya baca rigid setelah lulus S1. Saya juga sempat menghadiri seminar sosialisasi beasiswa LPDP di kampus saya. Sekedar flashback, saat pengadaan seminar tersebut ternyata ada sistem kuota yang dijalankan secara o