Skip to main content

Boneka dalam Kardus : Heart Said (part 1)

Perasaan ragu itu menyelimuti benakku lagi. Aku merasa...dia belum sepenuhnya milikku. Dan itu bisa diartikan, aku menganggapnya tak sepenuh hati menyayangiku. Aku merasa, aku hanya boneka yang sempat ia temukan di jalanan asing, yang banyak dijamah orang, dan dipungutlah aku yang telah lusuh sebab banyak memendarkan luka hati dimana-mana. Ia menemukanku dalam keadaan pasrah dan putus asa, sebab ia tak mampu menggapai harapannya yang sesungguhnya. Ia membersihkan sedikit demi sedikit luka hatiku dan menyimpanku dalam kardus hatinya, yang berada di gudang pikirannya, berdesakan dengan boneka-boneka lain yang juga sedikit lusuh, dan bisa dipastikan aku yang paling terbersih dari luka hati. Sebab ia meletakkanku tak jauh dari pintu otaknya, sehingga ketika ia membuka gudang pikirannya yang telah sesak dengan harapan-harapan tak kesampaiannya, tentu saja ia dengan mudah memungutku. Membersihkan debu-debu yang menggangguku dan mulai mengajakku bermain. Tentang hati.
Aku hanya seonggok boneka yang telah lama terlantar di jalanan asing, menunggu seorang tuan mengambil dan merawatku dengan sebaik-baiknya. Dan aku kira, aku telah mendapatinya sebagai tuan baruku. Sehingga kemanapun ia mengajakku, aku tak punya alasan apapun untuk menolak.
Ia sangat menyukaiku, mungkin karena letakku yang selalu ia taruh tak jauh dari pintu otaknya. Ia selalu menjengukku ketika ia lelah, bosan, dan mulai memainkanku lagi. Ketika ia merasa telah terhibur, ia mengucapkan terima kasih kemudian mengembalikanku kembali pada kardus hatinya, yang lagi-lagi tak jauh dari pintu otaknya.
Aku tetap berada di kardus hatinya, yang sebenarnya adalah sebuah oase yang luas. Meskipun aku dekat dengan pintu otaknya, sehingga ia tak mempunyai kesulitan apa pun untuk mengingatku, tapi aku tetaplah boneka di dalam kardus. Tak memiliki nyawa sedikitpun untuk menggerakkan kaki tanganku menuju oase yang luas itu. Menyelami hatinya begitu dalam.
Ketika ia membuka gudang pikirannya kembali, lalu ia mendapatiku dalam keadaan yang baik-baik saja seperti kemarin, ia mulai mengamati boneka-boneka lainnya. Memungutnya, dan membersihkan mereka sedikit demi sedikit. Jika aku adalah boneka yang mampu berpikir, aku akan mengatakan pada tuan baruku itu : “jadi selama ini, aku sama dengan yang lain? Bedanya aku dekat dengan pintu otakmu? Jika memang iya, kenapa kau tak kembalikan saja aku ke jalanan asing? Menunggu tuan lain, yang tak memiliki banyak koleksi boneka sepertimu, sehingga aku pun dapat berjalan sewajarnya, tak selalu di dalam kardus, berdesakan dengan kardus boneka yang lain?”
Aku hanya bisa merintih dalam kekosongan badanku, sebab  tuanku itu tak pernah mau membuangku lagi ...

Comments

Popular posts from this blog

INTO THE WILD: Kisah Tragis sang Petualang Muda

Penulis: Jon Krakauer Penerjemah: Lala Herawati Dharma Penyunting: Maria M. Lubis Penerbit: Qanita Tahun: Februari, 2005 Tebal: 442 halaman “Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.” – Leo Tolstoy (“ Family Happines ”) Tokoh utama dalam buku non-fiksi ini adalah Christopher Johnson McCandless, seorang pemuda berusia 24 tahun yang telah merampungkan studinya di Universitas Emory pada tahun 1990. Ia adalah seorang anak dari keluarga kaya di Kota Washington, D.C. Ayahnya, Walt McCandless adalah seorang insinyur angkasa luar yang bekerja untuk perusahaan konsultan miliknya sendiri bernama User System, Inc. Mitra kerjanya adalah ibu Chris, Billie. Chris McCandless pemuda pandai. Ia lulus dengan indeks prestasi kum

Cemburu Itu Peluru

Judul: Cemburu itu Peluru Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama   Tahun: 2011   Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-22-6868-3 DADAKU SESAK. Puisi yang kugubah sepenuh hati untukmu, kau bacakan pada sahabatku.( @Irfanaulia, via @fiksimini)     Berawal dari sebuah akun twitter @fiksimini, lima penulis antara lain Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono berhasil membawa angin segar dalam mengembangkan karya lewat benih fiksi 140 karakter. Singkat, namun ‘ledakan’nya terasa.   Lima penulis ini memiliki masing-masing ciri khas dalam menuliskan fiksinya dan hasilnya jarang mengecewakan. Ide cerita dari 140 karakter menghasilkan beragam cerita super pendek bertema cinta dan kecemburuan. Cinta dalam Cemburu itu Peluru digambarkan begitu dekat dengan realita, senyaman apa pun sengeri bagaimana pun. Cinta dalam Cemburu itu Peluru tidak hanya dimaknai se

Beasiswa LPDP: Mengeja Kemungkinan dengan Keyakinan

Setelah bertahun-tahun blog ini tidak terjamah, saya akhirnya menulis lagi. Akhir-akhir ini saya sering blogwalking tentang berbagai cerita pengirim lamaran beasiswa LPDP. Menarik dan informatif, sehingga saya pun ingin bercerita hal yang sama dengan sudut pandang saya. This is based on true story. Ini berdasarkan pengalaman saya yang mengikuti seleksi periode 3 tahun 2015 yang diselenggarakan sejak April-September. Sebelum Apply Lpdp… Saya ingin share cerita pengalaman saya apply beasiswa LPDP. Beasiswa dari pemerintah yang lagi hits di kalangan pemuda sekarang. Selama kuliah S1, saya tidak pernah punya pengalaman apply beasiswa. Pengetahuan saya seputar beasiswa juga minim. Cuma informasi beasiswa LPDP yang saya baca rigid setelah lulus S1. Saya juga sempat menghadiri seminar sosialisasi beasiswa LPDP di kampus saya. Sekedar flashback, saat pengadaan seminar tersebut ternyata ada sistem kuota yang dijalankan secara o