Skip to main content

KARNI ILYAS Lahir Untuk Berita

Oleh Fenty Effendy

Penerbit Buku Kompas

Oktober, 2012

Tebal : 396 Halaman 

Harga : Rp. 73.100,-


Cover buku ini sengaja menampilkan foto close up seorang Karni Ilyas, sehingga pembaca seketika mengerti jika buku ini sejatinya adalah biografi seorang Karni Ilyas. Karni Ilyas banyak dikenal di kalangan masyarakat sebagai seorang wartawan senior yang saat ini sering tampil di layar kaca mengisi acara Indonesia Lawyer Club di stasiun tvOne.


Perjalanan karirnya menjadi seorang wartawan selama 40 tahun tertuang dalam buku ini. Penulis buku ini adalah Fenty Effendy. Ia juga seorang jurnalis senior di The Washington Post (2011). Buku ini merupakan buku keenam yang dikerjakan oleh pendiri National Press Club of Indonesia (NPCI) ini. 

Secara umum, biografi Karni Ilyas ditulis dengan bahasa sederhana, dengan begitu pembaca bisa mudah mengerti. Disisi lain cerita seorang Karni Ilyas ditulis begitu dramatis dalam buku ini, sehingga pembaca mampu mengikuti irama emosional yang disajikan penulis. Ambil contoh saja ketika seorang Sukarni Ilyas, begitu nama aslinya, mengalami kemalangan beruntun dalam hitungan tiga tahun ketika usianya sangat belia. 

Pertama, teror perang dan rusaknya rumah Amai Ibah (sebutan Sukarni untuk neneknya), kedua kebakaran rumah di Kampung Jao, dan ketiga yang paling pahit dari segala pahit adalah meninggalnya Sang Ibu untuk selama-lamanya. Pembaca akan secara otomatis menaruh simpati selama membaca Bab 1: Asal Usul yang menceritakan kehidupan kecil seorang Sukarni Ilyas.  

Karni Ilyas mengawali karirnya menjadi seorang wartawan di Suara Karya pada tahun 1972, dan berakhir pada tahun 1978, lalu melanjutkan ‘petualangan’nya di Tempo. Saya sangat terkesan dengan cerita Karni Ilyas ketika ia menjadi reporter di Tempo sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi FORUM Keadilan. Sense of law-nya ditulis begitu hidup dalam buku ini. Passionnya dalam menjalankan tugasnya sebagai wartawan yang diceritakan juga mampu menggiring semangat pembaca untuk menjadi sepertinya. Salah satu chapter bukunya yang menjadi favorit saya adalah Setiap Berita Adalah Usaha (hal. 75). 

Kolom yang Karni tulis untuk Majalah Tempo dan Catatan Hukum (Cakum) yang ia tulis di majalah FORUM Keadilan diselipkan diantara alur cerita, sehingga pembaca bisa mengetahui, tulisan seperti apa yang disusun oleh seorang Karni Ilyas hingga ia bisa dipercaya menjadi seorang pemimpin redaksi di FORUM dan seorang Redaktur Pelaksana Kompartemen Hukum dan Kriminal majalah Tempo. Karni llyas memang berbakat.  

Layouting buku ini sangat memperhatikan seni. Terbukti dari adanya foto-foto berwarna dokumentasi Karni Ilyas ketika muda hingga saat ini. Memudahkan pembaca berimajinasi bagaimana kehidupan Karni zaman dulu hingga sekarang. Seni tata letak lainnya, setiap terdapat kutipan yang inspiratif dari Karni selalu diletakkan di tengah-tengah cerita dengan font besar dibold, dan memenuhi satu halaman full.

Tiada gading yang tak retak, begitu peribahasa bilang. Buku ini secara keseluruhan menceritakan tentang seorang Karni Ilyas dan kasus-kasus hukum yang ia beritakan. Pembaca yang mengidolakan Karni Ilyas membeli buku ini, namun ia tidak ‘melek’ hukum akan kesulitan mencerna kasus-kasus hukum yang diceritakan. Pembaca juga tidak bisa memberi penilaian siapa sebenarnya yang salah siapa yang benar. Apalagi, kasus-kasus hukum yang disajikan sudah terjadi sebelum abad 20.

Saya menyayangkan mengapa figur Karni Ilyas menguap seketika saat alur mulai berada pada cerita ia diberhentikan dari FORUM Keadilan hingga di akhir buku. Saya merasa cerita saat beliau bekerja di FORUM lebih greget. Ceritanya ketika di tvOne juga disampaikan hanya sepintas, tidak mendetail, padahal saya rasa Karni Ilyas bisa dikatakan terkenal saat ini lewat acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di tvOne.  

Over all, cerita Karni Ilyas ini mengambil sudut pandang penulis terhadap Karni yang dicitrakan sebagai wartawan berbakat dan pekerja keras. Tidak ada sudut pandang yang menceritakan Karni pernah bermasalah. Padahal, kenyataannya, Karni Ilyas pernah ditegur oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) saat membawakan acara ILC atau persoalan lainnya.

Terlepas dari kekurangan buku ini, kenyataannya buku ini mampu mendobrak pasar. Buku ini sangat laris sejak diterbitkan. Hal ini kemungkinan dilatarbelakangi oleh Karni Ilyas yang begitu terkenal. Tidak salah beliau bercita-cita ingin jadi wartawan supaya terkenal. Kesan terakhir, buku ini mampu menghidupkan kembali semangat wartawan muda sekaligus menambah pengetahuan hukum bagi orang awam. 


Comments

  1. Kepada pembaca, silahkan klik berikut setelah membaca postingan ini. Terima kasih.

    http://elyviainayah.blogspot.com/2013/01/ralat-resensi-buku-karni-ilyas-lahir.html

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

INTO THE WILD: Kisah Tragis sang Petualang Muda

Penulis: Jon Krakauer Penerjemah: Lala Herawati Dharma Penyunting: Maria M. Lubis Penerbit: Qanita Tahun: Februari, 2005 Tebal: 442 halaman “Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.” – Leo Tolstoy (“ Family Happines ”) Tokoh utama dalam buku non-fiksi ini adalah Christopher Johnson McCandless, seorang pemuda berusia 24 tahun yang telah merampungkan studinya di Universitas Emory pada tahun 1990. Ia adalah seorang anak dari keluarga kaya di Kota Washington, D.C. Ayahnya, Walt McCandless adalah seorang insinyur angkasa luar yang bekerja untuk perusahaan konsultan miliknya sendiri bernama User System, Inc. Mitra kerjanya adalah ibu Chris, Billie. Chris McCandless pemuda pandai. Ia lulus dengan indeks prestasi kum

Cemburu Itu Peluru

Judul: Cemburu itu Peluru Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama   Tahun: 2011   Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-22-6868-3 DADAKU SESAK. Puisi yang kugubah sepenuh hati untukmu, kau bacakan pada sahabatku.( @Irfanaulia, via @fiksimini)     Berawal dari sebuah akun twitter @fiksimini, lima penulis antara lain Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono berhasil membawa angin segar dalam mengembangkan karya lewat benih fiksi 140 karakter. Singkat, namun ‘ledakan’nya terasa.   Lima penulis ini memiliki masing-masing ciri khas dalam menuliskan fiksinya dan hasilnya jarang mengecewakan. Ide cerita dari 140 karakter menghasilkan beragam cerita super pendek bertema cinta dan kecemburuan. Cinta dalam Cemburu itu Peluru digambarkan begitu dekat dengan realita, senyaman apa pun sengeri bagaimana pun. Cinta dalam Cemburu itu Peluru tidak hanya dimaknai se

SENJA DI JAKARTA

Penulis         : Mochtar Lubis Penerbit       : Yayasan Obor Indonesia Tahun          : Juli 2009 (Cetakan Kedua) Tebal buku   : 405 halaman Ukuran     : 17cm x 11 cm   Senja di Jakarta merupakan novel yang mengusung tema kehidupan politik dan sosial di Jakarta selama kurun waktu 1960an. Awalnya, novel ini terbit dalam bahasa Inggris dengan judul Twilight in Jakarta pada tahun 1963, dan terbit dalam bahasa Melayu tahun 1964. Sebelum Mochtar Lubis memulai kisah dalam novel ini, ia menuliskan bahwa semua pelaku dan tokoh serta kejadian dalam cerita ini tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi sebenarnya. Secara keseluruhan, cerita yang disajikan oleh penulis memang tidak bisa dipastikan benar-benar terjadi, namun pada dasarnya detail peristiwa yang dituliskannya memang pernah terjadi dan sering terjadi di Indonesia.