Skip to main content

PJTL bagian 6: Sampai Sekian, Semarang...

Cerita sebelumnya klik PJTL bagian 5: Anak-anak Lalin

Tugu Muda, Semarang
“There's always room for a story that can transport people to another place.” ― J.K. Rowling

Benar kata J.K. Rowling, penulis yang terkenal sejak novel Harry Potter karyanya difilmkan dan ditonton oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia. “Selalu ada ruang untuk cerita yang bisa membuat orang merasakan tempat lain” mungkin bisa merepresentasikan rangkaian cerita kegiatan saya selama di Semarang

Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut ini membuat delegasi pers mahasiswa dari berbagai penjuru kota disatukan dalam satu ruang, mengenal kehidupan Lembaga Pers Mahasiswa di kota lain, mengetahui tentang segala hal yang sebelumnya belum pernah diketahui, dan mengingat pengalaman tak terlupakan di Ibukota Jawa Tengah ini.

Bus kampus Udinus bergerak melaju siang itu, mengantar peserta menuju Museum Ronggowarsito sebagai bentuk acara refreshing setelah penat menampung ilmu yang sangat banyak dari dua pemateri hebat: Imam Shofwan dan Tommy Apriando.

Puas ‘menjelajah’ Museum Ronggowarsito, bus kampus Udinus kembali mengantar peserta untuk belanja oleh-oleh khas Semarang. Banyak pedagang kaki lima yang menjual lumpia khas Semarang. Satu lumpia dihargai Rp. 6000,-. Saya ditraktir Mas Dedy waktu itu, dan merasakan lumpia Semarang memang enak. Oleh-oleh untuk dibawa pulang saya membeli kue mochi dan ampyang. Kue mochi mirip onde-onde kecil namun terbuat dari tepung kanji, berisi kacang dan gula merah, sedangkan ampyang adalah jajanan yang terbuat dari gula merah yang ditaburi kacang tanah di atasnya.

Sore datang sangat cepat. Bus kampus Udinus kembali ke kampus untuk mengantar peserta mengambil barang-barang bawaan. Teman-teman yang tinggal di Semarang atau Jogja tidak ikut serta lagi dengan teman-teman dari Malang dan Surabaya, karena kami diantar menuju terminal Terboyo untuk pulang.

Saya pun merekam momen ini dengan baik…

Bus Jaya Utama kami pilih untuk mengantar kami menuju Surabaya. Sesampai di Surabaya, kami naik bus lagi menuju Malang. Sepanjang perjalanan, saya, Mas Dedy, dan Asrur Rodzi larut dalam tidur masing-masing.

  ***

Pengalaman PJTL ini membuat saya selalu merindukan Semarang dan kawan-kawan saya…

(SEKIAN)



Para elemen Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Nasional
Foto bersama Tommy Apriando (depan, tiga dari kiri)
 
Bersiap foto bersama Bung Imam (dua dari pojok kiri)


Rangkaian Cerita PJTL klik link berikut:




Comments

Popular posts from this blog

INTO THE WILD: Kisah Tragis sang Petualang Muda

Penulis: Jon Krakauer Penerjemah: Lala Herawati Dharma Penyunting: Maria M. Lubis Penerbit: Qanita Tahun: Februari, 2005 Tebal: 442 halaman “Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri bagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.” – Leo Tolstoy (“ Family Happines ”) Tokoh utama dalam buku non-fiksi ini adalah Christopher Johnson McCandless, seorang pemuda berusia 24 tahun yang telah merampungkan studinya di Universitas Emory pada tahun 1990. Ia adalah seorang anak dari keluarga kaya di Kota Washington, D.C. Ayahnya, Walt McCandless adalah seorang insinyur angkasa luar yang bekerja untuk perusahaan konsultan miliknya sendiri bernama User System, Inc. Mitra kerjanya adalah ibu Chris, Billie. Chris McCandless pemuda pandai. Ia lulus dengan indeks prestasi kum

Cemburu Itu Peluru

Judul: Cemburu itu Peluru Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama   Tahun: 2011   Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-22-6868-3 DADAKU SESAK. Puisi yang kugubah sepenuh hati untukmu, kau bacakan pada sahabatku.( @Irfanaulia, via @fiksimini)     Berawal dari sebuah akun twitter @fiksimini, lima penulis antara lain Erdian Aji, Novita Poerwanto, Oddie Frente, Kika Dhersy Putry, dan Andy Tantono berhasil membawa angin segar dalam mengembangkan karya lewat benih fiksi 140 karakter. Singkat, namun ‘ledakan’nya terasa.   Lima penulis ini memiliki masing-masing ciri khas dalam menuliskan fiksinya dan hasilnya jarang mengecewakan. Ide cerita dari 140 karakter menghasilkan beragam cerita super pendek bertema cinta dan kecemburuan. Cinta dalam Cemburu itu Peluru digambarkan begitu dekat dengan realita, senyaman apa pun sengeri bagaimana pun. Cinta dalam Cemburu itu Peluru tidak hanya dimaknai se

Beasiswa LPDP: Mengeja Kemungkinan dengan Keyakinan

Setelah bertahun-tahun blog ini tidak terjamah, saya akhirnya menulis lagi. Akhir-akhir ini saya sering blogwalking tentang berbagai cerita pengirim lamaran beasiswa LPDP. Menarik dan informatif, sehingga saya pun ingin bercerita hal yang sama dengan sudut pandang saya. This is based on true story. Ini berdasarkan pengalaman saya yang mengikuti seleksi periode 3 tahun 2015 yang diselenggarakan sejak April-September. Sebelum Apply Lpdp… Saya ingin share cerita pengalaman saya apply beasiswa LPDP. Beasiswa dari pemerintah yang lagi hits di kalangan pemuda sekarang. Selama kuliah S1, saya tidak pernah punya pengalaman apply beasiswa. Pengetahuan saya seputar beasiswa juga minim. Cuma informasi beasiswa LPDP yang saya baca rigid setelah lulus S1. Saya juga sempat menghadiri seminar sosialisasi beasiswa LPDP di kampus saya. Sekedar flashback, saat pengadaan seminar tersebut ternyata ada sistem kuota yang dijalankan secara o